HIPAKAD saat ini :
HIPAKAD
Himpunan Putra Putri Keluarga Besar TNI-AD, Organisasi yang terlahir dari wadah kepemudaan di lingkungan TNI Angkatan Darat
yang terlewatkan.
Banyak wadah kegiatan
kepemudaan yang ada di tanah air ini dari yang bersifat sangat lokal hingga nasional bahkan mendunia. Kesemuanya bertujuan
utama untuk menggalang generasi penerus sebagai potensi generasi yang akan berperan dimasa datang. Melihat pentingnya posisi
generasi penerus maka kepedulian terhadap wadah kegiatan tersebut tentunya sangat dihargai. Melalui wadah tersebut generasi
muda bisa mengaktualkan diri, berlatih hidup bermasyarakat, dapat menyampaikan ide dan gagasan, meningkatkan kepedulian dan
mampu menghargai sesama. Sebagai ciri dari seorang yang beranjak dewasa akan mudah menyatu dan terbuka bila berada dalam satu
warna komunitas sehingga banyak terbentuk berbagai wadah kepemudaan sesuai dengan warnanya masing-masing.
Untuk menghindari timbulnya kegiatan yang salah arah maka diperlukan kepedulian
dari masyarakat luas dalam mengarahkan dan mengembangkannya. HIPAKAD merupakan salah satu wadah kepemudaan, kependekan dari
Himpunan Pemuda dan Pemudi Keluarga Besar TNI Angkatan Darat yang didirikan pada tanggal 20 Juni 1963 di lingkungan SESKOAD
Bandung oleh Komandan SESKOAD (Letjen TNI Sudirman) pada saat itu. Sampai saat ini HIPAKAD masih berdiri dan seperti halnya
wadah yang lain mengalami pasang surut sejalan dengan perjalanan waktu.
HIPAKAD beranggotakan baik pemuda dan pemudi dari orangtua yang berasal dari kalangan militer maupun sipil sehingga
secara keseluruhan pemuda dan pemudi yang orangtuanya berdinas di lingkungan TNI-AD otomatis menjadi anggota HIPAKAD walaupun
tidak dapat dipungkiri tidak semua aktif di dalam wadah tersebut. Nilai positif dari wadah tersebut adalah menyatunya generasi
muda di lingkungan TNI-AD dalam sebuah komunitas mencari bentuk kegiatan yang dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa membedakan
latar belakang orangtuanya dari kalangan militer ataupun sipil. Perbedaan tersebut dihadapi bukan dengan penyangkalan yang
tidak mungkin dilakukan karena telah melekat pada masing-masing anggota tetapi dengan menghadapinya sebagai sebuah perbedaan
yang harus disikapi dengan bijaksana saling memberi dan menerima dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Dalam perjalanannya HIPAKAD sempat mencapai puncak kegiatan tahun 80’an
diikuti dengan kegiatan terpusat HIPAKAD dari berbagai lingkungan kesatuan TNI-AD di gelora Senayan Jakarta namun kemudian
menyurut kembali hingga saat ini. Namun lepas dari pasang surut yang dialaminya, HIPAKAD telah punya andil mewadahi potensi
dan bakat yang dimiliki oleh generasi penerus bangsa Indonesia dan melekat dalam diri anggota dan eks anggotanya dengan warnanya
sendiri dan seperti wadah kegiatan kepemudaan yang positif lainnya di bumi Indonesia seharusnya dapat terus dipupuk mengingat
pemuda dan pemudi adalah generasi penerus yang akan mewarisi dan melanjutkan cita-cita proklamasi kemerdekaan generasi sebelumnya
yang menyatakan dirinya sebagai bangsa Indonesia di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ke-Bhinneka Tunggal
Ika-annya.
Kegiatan-kegiatannya yang kebanyakan
bersifat internal di dalam lingkungan keluarga TNI-AD membuat HIPAKAD tidak terdengar oleh masyarakat luas. Padahal melihat
usianya yang sudah melewati beberapa generasi tidak sedikit kegiatan yang telah dilakukan. Hal tersebut, juga membuat HIPAKAD
tidak tersentuh oleh kepentingan-kepentingan lain sehingga warna kepemudaan sangat dominan dan dengan ikatan emosional yang
kuat. Ikatan emosional tersebut terbawa hingga beranjak dewasa dan terjun kemasyarakat sehingga mengakibatkan pula terkadang
lebih mudah mengumpulkan anggota atau eks anggota untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya kekeluargaan dengan kemungkinan kecil
untuk terjadinya beda pendapat dari pada untuk kegiatan-kegiatan formal dengan kemungkinan timbulnya beda pendapat yang tajam.
Hal tersebut, sebenarnya tidak perlu ditakuti apabila menginginkan wadah yang matang bahkan dapat menjadi pondasi yang kuat
untuk kegiatan formal dengan menggali keragaman potensi dan bakat yang dimiliki masing-masing dalam paduan lintas antar generasi.
Melalui ikatan emosional yang kuat itulah kemudian muncul keinginan untuk membentuk
wadah yang dapat terus mengikat dan memupuk tali silaturahmi diantara para eks anggota HIPAKAD sehingga dalam reuni yang dilaksanakan
di SESKOAD tanggal 11 November 2006 dilakukan juga pembahasan mengenai bentuk dan nama dari wadah tersebut dan munculah nama
IKB HIPAKAD (Ikatan Keluarga Besar Himpunan Putra-putri Keluarga TNI Angkatan Darat). Pemuda dan Pemudi dirubah menjadi Putra
dan Putri karena anggotanya terdiri dari lintas generasi baik masih muda maupun yang telah lanjut. Secara bertahap setelah
melangkah selama satu tahun maka dirasakan perlunya usaha untuk lebih mengerucutkan arah wadah dari IKB HIPAKAD dalam bentuk
visi dan misi yang jelas sehingga IKB HIPAKAD tidak saja bermanfaat bagi anggotanya tetapi juga dapat berperan serta dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Republik Indonesia ini. Melalui peringatan
HUT IKB HIPAKAD yang pertama yang diadakan pada tanggal 25 November 2007 terbukalah harapan untuk dapat merealisasikan kesatuan
visi dan misi dari seluruh anggota dengan tercapainya kesamaan pendapat tentang bentuk wadah/organisasi yang profesional kedepan.
Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan
pada akhirnya melalui acara Temu kangen dan Halal Bihalal Anggota IKB HIPAKAD yang diselenggaraan di SESKOAD Bandung pada
tanggal 17 Oktober 2010. IKB HIPAKAD pun kembali menjadi HIPAKAD dengan terbentuknya kepengurusan HIPAKAD masa bhakti 2011
- 2015. Dan atas usaha yang keras dan pantang menyerah dari pengurus HIPAKAD yang baru, kini HIPAKAD resmi menjadi organisasi
kemasyarakatan yang legal semenjak diterbitkannya Akta Notaris tanggal 20 Februari 2011 no. 9.
Bandung, 1 Maret 2011 Pengurus HIPAKAD